Senin, 08 Juli 2019

BEBERAPA GAMBARAN INDONESIA DIJAMAN DULU



1Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Masa Praaksara

1. Periodisasi masyarakat Indonesia masa praaksara
Masyarakat Indonesia sebelum mengenal aksara sudah memiliki tradisi sejarah. Maksud tradisi sejarah adalah bagaimana suatu masyarakat memiliki kesadaran terhadap masa lalunya. Kesadaran tersebut kemudian dia rekam dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Perekaman dan pewarisan tersebut kemudian menjadi suatu tradisi yang hidup tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Bagaimanakah masyarakat yang belum mengenal tulisan merekam dan mewariskan masa lalunya? Bagaimanakah masyarakat yang belum mengenal tulisan memaknai masa lalunya? Masyarakat dalam memahami masa lalunya akan ditentukan oleh alam pikiran masyarakat pada masa itu atau “jiwa zaman”. 

Dari kehidupan masyarakat zaman praaksara, kita mendapatkan warisan berupa alat- alat dari batu, tulang, kayu, dan logam serta lukisan pada dinding-dinding gua. Masa lampau yang hanya meninggalkan jejak-jejak sejarah tersebut menjadi komponen penting dalam usaha menuliskan sejarah kehidupan manusia. Jejak-jejak tersebut mengandung informasi yang dapat dijadikan bahan penulisan sejarah dan akan disampaikan dari generasi ke generasi berikutnya sampai turun temurun. Jejak sejarah yang historis merupakan jejak sejarah yang menurut para ahli memiliki informasi tentang kejadian- kejadian historis, sehingga dapat dipergunakan untuk penulisan sejarah. Jejak historis ada dua, yaitu jejak historis berwujud benda dan jejak historis yang berwujud tulisan. Jejak historis berwujud benda merupakan hasil budaya/tradisi di masa kuno, misalnya, tradisi zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, Megalitikum, dan Perundagian.
·                     Tradisi manusia hidup berpindah (zaman Paleolitikum). Manusia di zaman hidup berpindah termasuk jenis Pithecanthropus. Mereka hidup dari mengumpulkan makanan (food gathering), hidup di gua-gua, masih tampak liar, belum mampu menguasai alam, dan tidak menetap. Kebudayaan mereka sering disebut kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong. Disebut kebudayaan Pacitan sebab alat-alat budayanya banyak ditemukan di Pacitan (di Pegu- nungan Sewu Pantai Selatan Jawa) berupa chopper(kapak penetak) disebut juga kapak genggam. Karena masih terbuat dari batu maka disebut stone culture (budaya batu). Alat Kebudayaan Ngandong ditemukan di desa Ngandong (daerah Ngawi Jawa Timur). Alatnya ada yang terbuat dari tulang maka disebut bone culture. Di Ngandong ditemukan juga kapak genggam, benda dari batu berupa flakes dan batu indah berwarna yang disebut chalcedon.
·                     Peningkatan hidup manusia memasuki hidup setengah menetap/semisedenter (zaman Mesolitikum). Mereka sudah memiliki kemajuan hidup seperti adanya kjokkenmoddinger (sampah kerang)danabris sous roche (gua tempat tinggal). Alat-alatnya adalah kapak genggam (pebble) disebut juga kapak Sumatra, kapak pendek (hache courte), dan pipisan.
·                     Tradisi manusia zaman hidup menetap (zaman Neolitikum). Pada zaman ini, manusia sudah mulai food producing, yakni mengusahakan bercocok tanam sederhana dengan mengusahakan ladang. Jenis tanamannya adalah ubi, talas, padi, dan jelai. Mereka menggunakan peralatan yang lebih bagus seperti beliung persegi atau kapak persegi dan kapak lonjong yang dipergunakan untuk mengerjakan tanah. Kapak persegi ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan Barat, sedangkan di Semenanjung Melayu kapak ini disebut kapak bahu. Kapak lonjong berbentuk bulat telur, banyak ditemukan di Sulawesi, Papua, atau kepulauan Indonesia Timur. Alat serpih untuk mata panah dan mata tombak ditemukan di Gua Lawa Sampung (Jawa Timur) dan Cabbenge (Sulawesi Selatan). Di Malolo (Sumba Timur) ditemukan kendi air. Pada masa ini, terjadi perpindahan penduduk dari daratan Asia (Tonkin di Indocina) ke Nusantara yang kemudian disebut bangsa Proto Melayu pada tahun 1500 SM melalui jalan barat dan jalan utara. Alat yang dipergunakan adalah kapak persegi, beliung persegi, pebble (kapak Sumatra), dan kapak genggam. Kebudayaan itu oleh Madame Madeleine Colani, ahli sejarah Prancis, dinamakan kebudayaan Bacson-Hoabinh. Kepercayaan zaman bercocok tanam adalah menyembah dewa alam.
·                     Tradisi Megalitikum. Pada zaman ini, alat dibuat dari batu besar seperti menhir, dolmen, dan sarkofagus. Menhir adalah tugu batu besar tempat roh nenek moyang, ditemukan di Sumatra Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan. Dolmen adalah meja batu besar (altar), terdapat di Bondowoso, Jawa Timur. Sarkofagus adalah kubur peti batu besar. Di Sulawesi, sarkofagus dikenal dengan sebutan waruga.
·                     Tradisi zaman perundagian. Setelah hidup menetap, mereka semakin pandai membuat alat, bahkan dengan kedatangan bangsa Deutero Melayu pada 500 SM, mereka sudah mampu membuat alat dari logam (sering disebut budaya Dongson karena berasal dari Dongson). Zaman ini disebut zaman kemahiran teknologi. Mereka juga telah mengenal sawah dan sistem pengairan. Jenis benda logam yang dibuat di Indonesia pada zaman ini, antara lain, sebagai berikut. 1) Nekara, yaitu semacam tambur besar yang ditemukan di Bali, Roti, Alor, Kei, dan Papua. 2) Kapak corong, disebut demikian karena bagian tangkainya berbentuk corong. Sebutan lainnya adalah kapak sepatu. Benda ini dipergunakan untuk upacara. Banyak ditemukan di Makassar, Jawa, Bali, Pulau Selayar, dan Papua. 3) Arca perunggu, ditemukan di daerah Bangkinang, Riau, dan Limbangan, Bogor. Selain itu, ada perhiasan perunggu, benda besi, dan manik-manik. Kepercayaan di zaman perundagian adalah menyembah roh nenek moyang (animisme).
Ciri-ciri masyarakat praaksara
Setelah nenek moyang kita datang di Nusantara dan menetap, mereka meninggalkan tradisi, aturan kemasyarakatan, serta religi yang ditaati oleh  mereka dan anak keturunannya. Tradisi tersebut diwariskan kepada masyarakat hingga sekarang ini. Kemampuan nenek moyang kita sebelum mengenal tulisan dan sebelum terpengaruh budaya Hindu-Buddha oleh Brandes dikelompokkan sebagai berikut.
·                     Kemampuan berlayar. Nenek moyang bangsa Indonesia datang dari Yunan sebelum Masehi. Mereka sudah pandai mengarungi laut dan harus menggunakan perahu untuk sampai di Indonesia. Kemampuan berlayar ini dikembangkan di tanah baru, yaitu di Nusantara, mengingat kondisi geografi di Nusantara terdiri banyak pulau. Kondisi ini mengharuskan menggunakan perahu untuk mencapai kepulauan lainnya. Salah satu ciri perahu yang dipergunakan nenek moyang kita adalah perahu cadik, yaitu perahu yang menggunakan alat dari bambu atau kayu yang dipasang di kanan kiri perahu. Pembuatan perahu biasanya dilakukan secara gotong royong oleh kaum laki-laki. Setelah masa per- undagian, aktivitas pelayaran juga semakin meningkat. Perahu bercadik yang merupakan alat angkut tertua tetap dikembangkan sebagai alat transportasi serta perdagangan. Bukti adanya kemampuan dan kemajuan berlayar tersebut terpahat pada relief candi Borobudur yang berasal dari abad ke-8. Relief tersebut melukiskan tiga jenis perahu, yaitu 1) perahu besar yang bercadik, 2) perahu besar yang tidak bercadik, dan 3) perahu lesung
·                     Kemampuan bersawah. Sistem persawahan mulai dikenal bangsa Indonesia sejak zaman Neolitikum, yaitu manusia hidup menetap. Mereka terdorong untuk mengusahakan sesuatu yang menghasilkan (food producing). Sistem persawahan diawali dari sistem ladang sederhana yang belum banyak menggunakan teknologi, kemudian meningkat dengan adanya teknologi pengairan hingga lahirlah sistem persawahan.
·                     Mengenal astronomi. Pengetahuan astronomi (ilmu perbintangan) sudah dimiliki nenek moyang bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia telah mengenal ilmu pengetahuan dan memanfaatkan teknologi angin musim sebagai tenaga penggerak dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan. Selain digunakan untuk mengenali musim, ilmu astronomi juga sudah dimanfaatkan sebagai petunjuk arah dalam pelayaran, yaitu Bintang Biduk Selatan dan Bintang Pari (orang Jawa menyebut Lintang Gubug Penceng) untuk menunjuk arah selatan serta Bintang Biduk Utara untuk menunjukkan arah utara. Kemampuan astronomi dan angin musim ini telah mengantarkan mereka berlayar ke barat sampai di Pulau Madagaskar, ke timur sampai di Pulau Paskah, dan ke selatan sampai di Selandia Baru serta ke arah utara sampai di Kepulauan Jepang. Pengetahuan astronomi juga digunakan dalam pertanian dengan memanfaatkan Bintang Waluku sebagai pertanda awal musim hujan.
·                     Sistem mocopat. Sistem mocopat adalah suatu kepercayaan yang didasarkan pada pembagian empat penjuru arah mata angin, yaitu utara, selatan, barat, dan timur. Sistem mocopat dikaitkan dengan pendirian bangunan, pusat kota atau pemerintah (istana), alun-alun, tempat pemujaan, pasar, dan penjara. Peletakan bangunan tersebut dibuat skema bersudut empat di mana setiap sudut mempunyai kemampuan dan kekuatan secara magis. Itulah sebabnya mengapa setiap desa pada zaman kuno selalu diberi sesaji pada waktu-waktu tertentu, bahkan hari pasaran menurut perhitungannya juga dikaitkan dengan sistem mocopat, yaitu 1) arah barat diletakkan pon jatuh hari Senin dan Selasa, 2) arah timur diletakkan legi jatuh hari Jumat, 3) arah selatan diletakkan pahing jatuh hari Sabtu dan Minggu, 4) arah utara diletakkan wage jatuh hari Rabu dan Kamis, dan 5) arah tengah diletakkan kliwon jatuh hari Jumat dan Sabtu. Jadi pola susunan masyarakat mocopat merupakan suatu kepercayaan dalam menata dan menempatkan suatu bangunan yang bersudut empat, dengan susunan ibu kota pusat pemerintahan terdapat alun-alun di sekitar istana, serta ada bangunan tempat pemujaan, pasar, dan penjara.
·                     Kesenian wayang. Kesenian wayang semula berpangkal pada pemujaan roh nenek moyang. Semula wayang diwujudkan sebagai boneka nenek moyang yang dimainkan oleh dalang pada malam hari. Dengan beralaskan tirai dan tata lampu di belakangnya serta boneka yang digerak-gerakkan sehingga terlihat bayangan boneka seolah-olah hidup. Jika dalang kemasukan roh nenek moyang, sang dalang akan menyuarakan suara nenek moyang yang berisi nasihat-nasihat kepada anak cucu mereka. Setelah kedatangan hinduisme ke nusantara maka kisah nenek moyang digantikan kisah Ramayana dan Mahabharata. Bonekanya kemudian diganti dengan bentuk tokoh dalam cerita Mahabharata. Fungsinya pun beralih sebagai pertunjukan dan penontonnya melihat dari depan tirai.
·                     Seni gamelan. Seni gamelan ada kaitannya dengan seni wayang. Seni gamelan ini dipakai untuk mengiringi pertunjukkan wayang. Pada waktu musim bercocok tanam sudah usai masyarakat kuno itu membuat alat musik gamelan, mengembangkan seni membatik, dan mengadakan pertunjukan wayang semalam suntuk untuk dapat dilihat oleh masyarakat di sekitarnya.
·                     Seni membatik. Seni membatik merupakan kerajinan membuat gambar pada kain. Cara menggambarnya mempergunakan alat canting yang diisi bahan cairan lilin (orang Jawa menyebutnya malam) yang telah dipanaskan, lalu dilukiskan pada kain sesuai motifnya.
·                     Pengaturan masyarakat. Nenek moyang kita hidup berkelompok. Mereka bersepakat untuk hidup secara bersama, hidup gotong royong, dan demokratis. Mereka memilih seorang pemimpin yang dianggap dapat melindungi masyarakat dari berbagai gangguan termasuk gangguan roh sehingga seorang pemimpin dianggap memiliki kesaktian lebih. Cara pemilihan pemimpin yang demikian disebut primus inter pares, yaitu yang terutama di antara yang banyak. Jadi, seorang pemimpin adalah yang terbaik bagi mereka bersama.
·                     Sistem ekonomi dengan mengenal perdagangan, Kebutuhan hidup manusia selalu menuntut untuk dipenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat kuno saling bertukar barang (barter) dari satu wilayah ke wilayah lain.
·                     Sistem kepercayaan. Manusia yang terdiri atas jasmani dan rohani memunculkan suatu kepercayaan bersifat rohani yang kemudian dipersonifikasikan dalam bentuk riil. Sistem kepercayaan masyarakat Indonesia mulai tumbuh pada masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan, ini dibuktikan dengan penemuan lukisan dinding gua di Sulawesi Selatan berbentuk cap tangan merah dengan jari-jari yang direntangkan. Lukisan itu diartikan sebagai sumber kekuatan atau simbol perlindungan untuk mencegah roh jahat. Manusia di zaman hidup bercocok tanam sudah percaya adanya dewa alam yang menciptakan banjir, gunung meletus, gempa bumi, dan sebagainya.
Jadi, dapat kita ketahui bahwa tradisi masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan adalah sebagai berikut.
·                     Organisasi kemasyarakatannya sudah ada, yaitu adanya masyarakat teratur, demokratis, dan memilih pemimpinnya dengan primus inter pares dalam bentuk kesukuan.
·                     Kemasyarakatan atau pranata sosialnya adalah masyarakat yang hidup berkelompok sebagai makhluk sosial, dan bergotong royong.
·                     Memiliki pengetahuan alam, yakni memanfaatkan alam di sekitarnya sebagai wujud peduli dan memelihara alam lingkungannya.
·                     Sudah mengenal sistem persawahan.
·                     Kemampuan berlayar dan berdagang dengan memanfaatkan angin musim, bahkan mereka sudah berani mengarungi laut luas.
·                     Sudah memiliki teknologi perundagian, yakni pengecoran logam dengan sistem bivalve dan a cire perdue.
·                     Sistem kepercayaan pada mulanya menyembah roh nenek moyang kemudian menyembah dewa.
·                     Sudah memiliki sistem ekonomi barter.
Cara Mewariskan Masa Lampau
Pengalaman kolektif suatu masyarakat diartikan sebagai masa lampau. Beberapa cara yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk mewariskan masa lampaunya adalah sebagai berikut. Coba cermati dan telusuri adanya mitologi yang ada di sekitar daerah Anda. Setelah itu, tanyakan kepada sesepuh atau tokoh masyarakat atau siapa saja yang dapat memberikan keterangan tentang mitologi tersebut. Selanjutnya, tuliskan dalam bentuk cerita. Hasilnya paparkan di depan kelas, secara bergiliran.
Pelatihan dan peniruan. Pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki diwariskan lewat pelatihan dan peniruan, entah itu dengan perkataan atau perbuatan. Misalnya kepandaian membuat alat-alat dari batu maupun dari besi. Mereka mewariskan kepandaian tersebut kepada generasi berikutnya lewat peniruan pembuatan alat-alat tersebut. Termasuk juga pengetahuan dan kepandaian berburu, memasak makanan, beternak, bersawah dan sebagainya.
Penuturan, yakni dengan cara menuturkan secara lisan. Artinya, kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat diwariskannya dengan cara dituturkan kepada generasi penerusnya.
2.Jenis-Jenis Manusia Purba dan Ciri-Cirinya 

A. Jenis-Jenis Manusia Purba Indonesia dan Ciri-Cirinya 

Penelitian fosil manusia purba di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19 Tokoh penelitian manusia purba di Indonesia adalah Eugene Dubois. Keberhasilannya menemukan fosil atap tengkorak di Trinil (tahun 1891) menjadi bagian penting dalam sejarah palaeoantropologi. Peristiwa itu sekaligus mengawali serangkaian penelitian fosil manusia purba di Indonesia.

1. Meganthropus Palaeojavanicus ( Meganthropus Palaeojavanicus: manusia raksasa dari Jawa kuno)

Fosil manusia purba ini adalah jenis paling tua yang pernah ditemukan di Indonesia. Penemunya adalah Ralph von Koenzgswald di Fosil yang ditemukan berupa rahang bawah dan atas gigi lepas. Dengan cara stratigrafi diketahui fosil tersebut berada pada lapisan Puçangan. Berdasarkan umur lapisan tanah, diperkirakan fosil Megantropus Paleojavanicus berumur 1-2 juta tahun.

Ciri-ciri Meganthropus Palaeojavanicus 
  • Berbadan tegap dengan tonjolan tajam di belakang kepala. 
  • Bertulang pipi tebal, dengan tonjolan kening yang mencolok. 
  • Tidak berdagu. 
  • Otot kunyah, gigi, dan rahang besar dan kuat. 
  • Makanannya jenis tumbuh-tumbuhan. 
2. Pithecanthropus (Pithecanthropus: Manusia Kera) 

Fosil manusia purba jenis Pithecantropus adalah jenis manusia purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Dengan cara stratigrafi, diketahui fosil tersebut berada pada lapisan Pucangan dan Kabuh. Berdasarkan umur lapisan tanah, diperkirakan fosil Pithecanthropus amat bervariasi umumya, antara 30.000-2 juta tahun.
Ciri-ciri Pithecantropus 
  • Tinggi tubuhnya kira-kira 165 - 180 cm. 
  • Badan tegap, namun tidak setegap Meganthropus. 
  • Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis 
  • Otot kunyah tidak sekuat Meganthropus. 
  • Hidung lebar dan tidak berdagu. 
  • Makanannya bervariasi tumbuhan dan daging hewan buruan.
Jenis-Jenis Pithecanthropus

a. Pithecanthropus Mojokertensis (manusia kera dari Mojokerto) 
Fosil manusia purba jenis ini ditemukan oleh Von Koenigswald di dekat Mojokerto , jawa timur, pada tahun 1936. Fosil berupa tengkorak. Fosil tersebut disebut juga Pithecanthropus Robustua..
b. Pithecanthropus Erectus (manusia kera yang berjalan tegak)
Fosil manusia purba jenis ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1890 di Trinil, Lembah Bengawan Solo. Fosil berupa tulang rahang, bagian atas tengkorak. geraham, dan tulang kaki. 
c. Pithecanthropus Soloensis (manusia kera dari Solo)
Fosil manusia purba jenis ini ditemukan oleh von Koenigswald dan Openorth di Ngandong dan Sangiran, di tepi Bengawan Solo, antara tahun 1931 - 1933. Fosil berupa tengkorak dan tulang kering.


3  KEHIDUPAN   AWAL  MASYARAKAT  INDONESIA

A. Kehidupan Masyarakat Berburu dan Mengumpulkan Makanan
1.Lingkungan Alam Kehidupan
Kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan ini sangatlah
sederhana. Kehidupan mereka tak ubah seperti kelompok hewan karena
bergantung pada apa yang disediakan oleh alam. Pada masa ini manusia hidup di
alam bebas seperti di hutan, tepi-tepi sungai, goa, dan lembah. Keadaan berburu
mereka pun masih belum stabil dan sangat liar. Pada masa ini, mereka cenderung
berjalan menyusuri tepi-tepi pantai dan pada masa selanjutnyalah baru mereka
menciptakan perahu.

2. Kehidupan Sosial
Masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan telah mengenal
kehidupan kelompok. Jumlah anggota dalam setiap kelompok sekitar 10-15 orang.
Mereka selalu hidup berpindah-pindah. Hubungan antar anggota kelompok
sangatlah erat. Mereka bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup serta
mempertahankan hidup mereka. Masing-masing kelompok memiliki pemimpin dan
mereka menghormati pemimpin mereka masing-masing .

3. Kehidupan Budaya
Pada masa ini mereka mulai membuat alat-alat berburu, alat pemotong, alat
pengeruk tanah dan lainnya. Para ahli menafsirkan pembuat alat tersebut ialah
jenis manusia Pithecanthropus dan kebudayaannya disebut tradisi Paleolitikum
(batu tua). Banyak di temukan di kali basoka, daerah Kabupaten Pacitan .
Penelitian ini di lakukan oleh H.R van Heekeren, Besuki, dan R.P. Soejono (1953-
1954).Adapun benda-benda hasil kebudayan zaman tersebut ialah:
oKapak Perimbas
oKapak Penetak
oKapak Genggam
oPahat Genggam
oAlat serpih
oAlat-alat dari tulang

4. Kehidupan Ekonomi

Pada masa mengumpulkan makanan ini, mereka bekerja sama dalam upaya
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan anggota kelompok yang masih sedikit
mereka dapat dengan mudah memenuhi sebagian besar kebutuhan hidupnya dari
alam bebas, saat persedian hutan habis mereka pindah ke daerah lainnya untuk
menemukan kebutuhan-kebutuhan mereka.

5. Kehidupan Kepercayaan Masyarakat
Pada masa ini mereka sudah memiliki anggapan tertentu dan memberikan
penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal dengan sisteam penguburan
dan mereka sudah mempergunakan akal pikiran mereka walaupun hanya terbatas
hal-hal tertentu saja. Dengan penguburan terhadap orang yang baru meninggal
maka konsep kepercayaan tentang adanya hubungan antara orang yang sudah
meninggal dan yang masih hidup sudah di yakini.
B. Kehidupan Masyarakat Beternak dan Bercocok Tanam
1.Lingkungan Alam Kehidupan
am yang pertama kali dikenal oleh manusia adalah
berhuma. Berhuma adalah teknik bercocok tanam dengan cara membersihkan
hutan dan menanamnya, setelah tanah tidak subur mereka pindah dan mencari
bagian hutan yang lain. Kemudian mereka mengulang pekerjaan membuka hutan,
demikian seterusnya. Namun dalam perkembangan berikutnya, manusia mulai
memikirkan kembali untuk hidup dari generasi ke generasi berikutnya. Oleh
karena itu, manusia mulai menerapkan kehidupan bercocok tanam pada tanah-
tanah persawahan. Kehidupan menetap yang dipilih manusia pada masa lampau
itu merupakan titik awal dari perkembangan kehidupan manusia untuk mencapai
kemajuan.
2. Kehidupan Sosial
Kehidupan masyarakat pada masa bercocok tanam mengalami peningkatan yang
cukup pesat. Masyarakat mulai mempunyai tempat tinggal tetap. Tempat tinggal
tetap untuk mempererat hubugan antar manusia, yang menunjukkan bahwa
manusia tidak bisa hidup sendiri. Kehidupan sosial yang dilakukan oleh masyarakat
pada masa bercocok tanam ini terlihat dengan jelas melalui cara bekerja dengan
bergotong royong.  Cara hidup bergotong royong itu bersifat agraris.
3. Kehidupan Ekonomi
Pada masa kehidupan bercocok tanam, kebutuhan kehidupan masyarakat semakin
bertambah, namun tidak ada anggota masyarakat yang dapat memenuhi
kehidupannya sendiri. Dengan kenyataan seperti ini, dalam rangka memenuhi
kebutuhannya masing-masing diadakan pertukaran barang dengan barang yang
disebut sistem barter. Sistem barter ini menjadi awal munculnya perdagangan atau
sistem perekonomian masyarakat. Untuk memperlancar kegiatan tersebut
dibutuhkan tempat khusus yang dapat dijadikan sebagai tempat pertemuan antara
penjual dan pembeli yang disebut pasar.
4. Sistem Kepercayaan Masyarakat
ž
Pada masa kehidupan bercocok tanam kepercayaan masyarakat semakin
bertambah. Mereka percaya bahwam orang-orang yang meninggal rohnya pergi ke
suatu tempat yang tidak jauh dari tempat tinggalnya atau tetap berada di wilayah
di sekitar tempat tinggalnya sehingga sewaktu-waktu dapat dipanggil untuk
dimintai bantuannya dalam kasus seperti menanggulangi wabah penyakit atau
mengusir pasukan-pasukan musuh yang ingin menyerang tempat tinggalnya. Di
Indonesia, kepercayaan dan pemujaan kepada roh nenek moyang terlihat melalui
peninggalan-peninggalan tugu-tugu batu atau bangunan-bangunan mengalithikum.
Bangunan-bangunan itu banyak ditemukan di tempat-tempat tinggi dari daerah
sekitarnya sehingga muncul anggapan masyarakat bahwa roh-roh tersebut berada
di tempat yang lebih tinggi.
5. Kehidupan Budaya
žPada masa kehidupan bercocok tanam kebudayaan yang dihasilkan semakin beragam seperti yang terbuat dari tanah liat, batu, dan tulang. Contohnya:
1.Beliung Persegi
diduga digunakan untuk upacara. Ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Nusa Tenggara, Semenanjung Melayu dan Asia Tenggara.
2. Kapak Lonjong
Kapak ini ditemukan di daerah Maluku, Papua, sebagian Sulawesi Utara, Kepulauan
Filipina, Taiwan dan Cina.
3. Mata Panah
Digunakan untuk berburu dan menangkap ikan. Ditemukan di daerah Papua.
4. Gerabah
Digunakan sebagai tempat untuk menyimpan benda-benda perhiasan dan sebagai
alat untuk mencurahkan rasa seni. Ditemukan di seluruh wilayah Indonesia.
6. Perhiasan
Pada masa bercocok tanam kebudayan, telah dikenal berbagai bentuk perhiasan.
Bahan dasarnya berasal dari lingkungan alam sekitar tempat tinggal mereka yaitu
seperti tanah liat, batu kalsedon, yaspur dan agat. Perhiasaan yang dihasilkan
seperti kalung, gelang dan lain-lain. Disamping perhiasan tersebut juga ditemukan
kebudayaan yang terbuat dari batu besar atau Megalitikum pada masa kehidupan
masyarakat bercocok tanam. Kebudayaan megalitikum erat kaitannya dengan
kegiatan religius, yaitu kepercayaan terhadap nenek moyang. Bangunan ini dibuat
berdasarkan adanya kepercayaan hubungan antara alam fana dan alam baka.
Contoh Bangunan Pada Masa Megalitikum
ž
Menhir, adalah tugu batu tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang,
ditemukan di daerah Sumatera, Sulawesi Tengah dan Kalimantan.
ž
Waruga, adalah kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat yang dibuat dari batu
utuh. Ditemukan di daerah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.
ž
Dolmen, adalah meja batu tempat meletakkan sesaji yang dipersembahkan kepada
roh nenek moyang. Di bawah dolmen biasanya sering ditemukan kubur batu.
Ditemukan di Telagamukmin, Sumberjaya, Lampung Barat.

ž
Punden berundak-undak, adalah bangunan suci tempat pemujaan terhadap roh
nenek moyang yang dibuat bertingkat-tingkat. Ditemukan di daerah Lebak Si
Beduk daerah Banten Selatan.
ž
Sarkofagus, adalah peti jenazah yang terbuat dari batu bulat (batu tunggal).
Banyak ditemukan di Bali.
ž
Kubur batu, adalahb peti jenazah terbuat dari batu pipih. Banyak ditemukan di
daerah Kuningan, Jawa Barat.
ž
Arca, arca dari masa megalitikum menggambarkan kehidupan binatang dan
manusia. Banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah dan
Jawa Timur.
C. Perkembangan Teknologi Masyarakat Awal Indonesia
1.Keadaan Alam Lingkungan Kehidupan Manusia
Dalam kehidupan menetap manusia sudah dapat menghasilkan kebutuhannya
sendiri, meskipun tidak seluruhnya. Pengenalan teknologi pada masa itu terlihat
jelas pada teknik pembuatan tempat tinggal atau peralatan-peralatan yang
mereka gunakan untuk membantu upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ketika manusia mulai mengenal logam, manusia telah dapat menggunakan peralatan yang terbuat dari logam, seperti peralatan rumah tangga, pertanian,
berburu, berkebun, dll. Tetapi dengan meluasnya penggunaan peralatan yang
terbuat dari logam, peralatan tersebut dibuat oleh orang yang ahli dibidangnya
yang disebut undagi dan tempat pembuatan alat tersebut disebut perundagian.

Dalam perkembangan teknologi awal ini, masyarakat Indonesia juga mulai mengenal
benda-benda yang terbuat dari logam dan perunggu. Hal ini terbukti karena
ditemukannya benda-benda dari perunggu di beberapa wilayah di Indonesia.
Dapat disimpulkan bahwa seiring dengan mulai dikenalnya logam, pola pikir dan
teknologi manusia berkembang.
2. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat
Masa perundagian adalah masa manusia telah mengenal logam. Masa perundagian
sangat penting artinya dalam perkembangan sejarah Indonesia, karena pada
masa ini terjalin hubungan dengan daerah-daerah disekitar Indonesia. Hubungan
ini terjadi karena bahan-bahan dari logam yang tersedia menyebar di tempat-
tempat tertentu dan untuk mendapatkannya dilakukan sistem barter.
Pada masa ini juga menjadi dasar bertumbuh kembangnya kerajaan-kerajaan di
Indonesia peninggalan-peninggalan masa perundagian menunjukkan kekayaan
dan keanekaragaman budaya Indonesia.
Kemakmuran masyarakat diketahui melalui perkembangan teknik pertanian.
Masyarakat persawahan terus berkembang dengan pesat termasuk pada aktivitas
ekonominya.
3. Kehidupan Budaya Masyarakat
Benda-benda peninggalan bangsa Indonesia yang terbuat dari logam diantaranya:
1.Nekara Perunggu
Fungsinya sebagai pelengkap upacara untuk memohon turunnya, hujan dan sebagai
genderang perang. Banyak ditemukan di daerah timur Indonesia.
2. Kapak Perunggu
Ada yang berbentuk pahat, jantung atau tembilang.
3. Bejana Perunggu
Bentuknya mirip gitar spanyol tanpa tangkai. Ditemukan di daerah Madura dan
Sumatera
4. Arca Perunggu
Ditemukan di daerah Bangkinang, Riau, Lumajang, Bogor dan Palembang.
5. Perhiasan
Ditemukan di daerah Bogor, Bali, Malang.
D. Sistem Kepercayaan Awal Masyarakat Indonesia
1.Kepercayaan Terhadap Roh Nenek Moyang
Perkembangan sistem kepercayaan pada masyarakat Indonesia berawal dari
kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan. Pada umunya
mereka hidup berpindah-pindah. Namun, dalam perkembangannya mereka mulai
menetap, menetap di goa-goa yang di tepi pantai atau di pedalaman.
Orang mulai memiliki pandangan bahwa hidup tidak berhenti setelah orang
meninggal. Orang yang meninggal dianggap pergi ke suatu tempat yang lebih
baik.
Inti kepercayaan terhadap roh nenek moyang terus berkembang dari zaman-zaman.
2. Kepercayaan Bersifat Animisme
Animisme merupakan kepercayaan masyarakat terhadap benda yang dianggap
memiliki roh atau jiwa.
Awal munculnya kepercayaan ini didasari dari berbagai pengalaman masyarakat yang
bersangkutan.
Di samping itu muncul kepercayaan terhadap benda-benda pusaka yang dipandang
memiliki roh yang dianggap dapat memberi petunjuk tentang berbagai hal yang
berkembang dalam masyarakat. Contohnya sebilah keris yang dianggap pusaka.
Kepercayaan seperti ini masih berkembang hingga sekarang.
3. Kepercayaan Bersifat Dinamisme
Dinamisme adalah kepercayaan bahwa setiap benda memilki kekuatan gaib.
Contohnya batu cincin dipandang mempuyai kekuatan untuk melemahkan lawan.
4. Kepercayaan Bersifat Monoisme
Monoisme adalah kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Kepercayaan ini muncul berdasarkan pengalaman-pengalaman dari masyarakat.

1. PERADABAN LEMBAH SUNGAI INDUS.
"Peradaban Mohenjodaro-Harappa di India"

Berdasarkan hasil penggalian yang dilakukan oleh RD Bannerji dan Sir Jhon Marshall tahun 1922 di kota Mohenjodaro dan Harappa ditemukan antara lain:

1.    Dua buah patung yang coraknya berbeda yaitu: Patung laki-laki sebatas dada dan patung seorang penari  
2.    Terdapat bekas bangunan rumah bertingkat yang sudah beberapa kali mengalami kehancuran (6 – 7 lapis).
3.    Ditemukan meterai yang berfungsi sebagai hiasan keagamaan dan dianggap mempunyai kesaktian.
4.    Ditemukan patung Dewi Ibu/Dewi Kesuburan. 
5.    Bangsa yang mendiami daerah tersebut adalah suku DRAVIDA yang pada tahun 1500 SM diserbu oleh suku bangsa ARYA (Indo Jerman) sehingga suku asli terdesak ke Selatan yaitu dataran tinggi Dekhan. 
6.    Mengenal ajaran Karma Samsara

Teknologi yang dimiliki sangat tinggi yaitu telah membuat pakaian dari kapas, alat pertanian, alat rumah tangga, bangunan, dan membuat perhiasan dari emas, perak, batu, serta membuat senjata panah, tombak dan kapak. Kepercayaan bangsa Dravida berupa politheisme dengan memuja dewa langit, dewa bulan, dewa api, dewa air, dan dewa ibu sebagai dewi kesuburan.
  


2. PERADABAN LEMBAH SUNGAI KUNING ( HWANGHO )

Kehidupan masyarakatnya bercocok tanam dengan memanfaatkan aliran sungai Kuning seperti: gandum, padi, jagung, Teh dan kedelai. Karena daerahnya yang subur menjadi pusat perhatian bangsa Asia Tengah (Mongol) sehingga berlaku hokum tantangan dan jawaban. Tantangannya yaitu : Bangsa-bangsa ganas di Asia Tengah selalu memusatkan perhatiannya pada lembah Sungai Kuning yang subur. Jawabannya: Karena serangan yang terus menerus maka kaisar China membangun tembok besar (The Great Wall Of China) panjangnya: 2000 mil, Lebar: 5 meter, dan tingginya: 11 meter. Pada masa pemerintahan Dinasti Chou hubungan antara daerah satu sama lain belum lancer sehingga tugas pengawasan di daerah diserahkan pada para bangsawan rendahan (Vazal). Untuk membalas kebaikan mereka maka kaisar memberikan pinjaman tanah yang pada akhirnya melahirkan sistem Feodal. Selain itu terdapat ajaran filsafat Kong Hu Chu yang pada prinsipnya adalah pembinaan kehidupan yang selaras dengan alam, keluarga dan leluhur. Ajaran ini lahir karena terjadi pertentangan antara para vazal dan manusia terlena dengan urusan keduaniaan. Juga lahir ajaran Taoisme oleh Lao-Tze yang mengatakan bahwa ada kekuatan gaib yang mengatur keadilan dan ketertiban di alam semesta yang disebut TAO. Keadilan dan ketenteraman akan tercapai apabila orang akan tunduk pada ajaran TAO.
      Peradaban ini diperkirakan ada sejak tahun 3000 SM. Bangsa Cina umumnya tinggal di Lembah Sungai Hoang Ho dan Yang Tse Kiang. Lembah Hoang Ho dan Yang Tse Kiang merupakan daerah yang subur dan dikembangkan pertanian dengan hasil gandum, padi, jagung, teh, kedelai dan murbai. Juga dihasilkan barang dari keramik dan sutra yang diperdagangkan sampai ke luar Cina. Selain pertanian dan perikanan, bangsa Cina juga mengembangkan peternakan yaitu memelihara ulat sutra, kuda, sapi, babi, kambing, dan sebagainya. Teknologi berkembang pesat di mana dapat dihasilkan perhiasan, alat rumah tangga, pisau, pedang, tombak, cangkul, dan sabit. Kepercayaan bangsa Cina bersifat politheisme atau memuja banyak dewa yang menguasai kekuatan alam, misal Dewa Feng Pa (Dewa Angin) dan Dewa Lei Shih (Dewa Topan). Selain itu juga, Dewa T’ai shan yaitu 4 dewayang menguasai bukit suci sebagai dewa yang tinggi.
       Bentuk pemerintahan Cina berupa kerajaan, di mana pada masa Dinasti Ch’in menganut asas desentralisasi. Wilayah negara dibagi atas 36 provinsi. Setiap provinsi dikepalai gubernur. Gubernur bertanggung jawab secara langsung kepada kaisar. Sedangkan pada masa Dinasti T’ang, pemerintahan menganut pola sentralisasi. Wilayah kerajaan dibagi atas 10 provinsi dan segala sesuatu diatur oleh pemerintah pusat.

3. PERADABAN LEMBAH SUNGAI TIGRIS DAN EUFRAT (MESOPOTAMIA)
"Peta Mesopotamia"
Wilayahnya sangat subur karena diapit oleh dua sungai besar yaitu Tigris dan Eufrat. Mata pencaharian penduduknya adalah pertanian (Kedelai dan jewawut), Peternakan (domba, lembu dsb) dan perdagangan (antara Laut Tengah, India, Asia Tengah, Teluk Persia dan Laut Merah ). Kepercayaan masyarakatnya Polytheisme, seperti: Dewa Air (Enki), Dewa langit (Anu), Dewa Bumi (Enlil), Dewa Api dan Dewa Kesuburan (Marduk). Khusus untuk Dewa Marduk dibuatkan patung wanita yang menggambarkan dewi kesuburan dan dibuatkan Ziggurat (bangunan dari tanah liat yang dibangun di atas gundukan tanah). Dalam bidang lain mereka mengenal:
"Ziggurat----Master Piece of Mesopotamia"
·         Tulisan Paku pada lempengan batu tentang UU Hammurabbi yang berisi 280 pasal UU Hammurabi (Codex Hammurabi).
·         Dalam bidang astronomi mengenal khatulistiwa dibagi menjadi 3600 mengenal bintang dan planet.
·         Mengenal sistem kalender berdasarkan perhitungan bulan.
·         Mengenal pembagian waktu (jam, menit, detik) dan menghitung dengan satuan 60-an (sixadesimal). Bangsa yang mendiami daerah ini adalah Bangsa Sumeria lalu di kalahkan oleh suku Amoria dari Indo Jerman dan mendirikan kerajaan Babylonia I dengan Raja Hammurabbi. Tahun 750 SM dikalahkan oleh bangsa Assyria dengan Raja Ashurbanipal. Tahun 612 SM bangsa Assyria dikalahkan oleh bangsa Kaldea yang membangun kerajaan Babylonia II dengan Raja Nebukadnezar. Tahun 536 SM menjadi rebutan bangsa Media dan Persia yang dimenangkan oleh Persia. Persia memerintah di atas wilayah Mesopotamia yang subur dengan raja pertama R Cyrus (550 SM) dilanjutkan oleh Darius Agung (521-485 SM).

4. PERADABAN LEMBAH SUNGAI NIL
"Spinx dan Piramid di Giza, Mesir"

Corak kehidupan masyarakatnya agraris dengan hasil utamanya adalah gandum dan kapas. Kepercayaan masyarakatnya adalah Polytheisme seperti Dewa RA (matahari), Dewa Bulan (Amon) lalu disatukan menjadi dewa AMONRA. Untuk memuja dewa ini dibuatkan Obelisk (Tugu batu runcing berbentuk segitiga yang dihiasi dengan tulisan gambar) juga percaya pada dewa Thot (pengetahuan), dewa Anubis (kematian), Osiris (pengadilan), Issis (dewa Sungai Nil), Dewa Apis berbentuk Sapi, Dewa Ibis berbentuk burung. Mereka juga percaya pada roh-roh leluhur yang akan mengubah bentuk pemakaman menjadi pengawetan mayat (MUMMIA) yang disimpan dalam Pyramida. Dalam Pyramida terdapat patung singa berkepala manusia (Sphinx). Dalam bidang lain , selain pengawetan mayat juga mengenal penguburan mayat dengan cara jongkok, mengenal tulisan gambar, mengenal ilmu perbintangan dan sistem kalender. Dalam bidang pemerintahan dipimpin oleh Fir’aun (Pharaos) yang dipuja sebagai Tuhan. Rakyat harus taat dalam membayar pajak dan wajib kerja untuk pengabdian terhadap Fir’aun. Namun pada akhirnya Fir’aun dianggap sebagai manusia biasa dan kepercayaan mereka monotheisme dengan dewa Matahari sebagai dewa yang tunggal.
     Sungai nil membawa pengaruh daerah sekitar menjadi subur karena bila banjir membawa lumpur. Hal ini mendasari pendapat sejarawan Yunani Herodotus menyebutkan Mesir sebagai hadiah Sungai Nil. Peradaban Mesir yang maju disebabkan adanya Sungai Nil yang selalu banjir setiap tahun. Raja dibantu oleh pejabat tinggi yaitu perdana menteri. Peradaban dibuktikan dengan bangunanan Mesir dapat dibuktikan dari bangunan Pyramida (kuburan raja Mesir), Mustaba (tempat penyimpanan mayat/ mummy), Sphinx (Patung berbadan singa dan berkepala manusia), Istana Gize Karmak luxor dan kuil agung di Abu sinbel. Bangsa Mesir mengenal tulisan Hierog Lyph tulisan berupa gambar, misal batu Rosetta dapat dibaca oleh Champolion pada tahun 1800 . Dengan tulisan Hieroglyph, bangsa Mesir menuliskan masalah agama, pemerintahan, ekonomi, dan sebagainya. Di bidang Astronomi, bangsa Mesir telah mengenal peredaran bumi, matahari, bintang, kalender 365 hari, dan ilmu perbintangan untuk keperluan pertanian.

5. PERADABAN ROMAWI KUNO
Colosseum - Roma

            Peradaban Romawi kuno tak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban Yunani Kuno, karena bangsa Romawi ini adalah bangsa yang penjajah, dan banyak kebudayaanYunani Kuno  yang diambil dengan proses adaptasi maupun adopsi. Namun, kita tidak bisa memungkiri bahwa bangsa Romawi adalah bangsa yang besar yang pernah menguasai lebih dari separuh benua Eropa bahkan kekuasaan sampai pada Asia, dan mengalahkan raja-raja di Asia maupun di Afrika.

Peradaban Romawi
Peradaban Romawi tumbuh dan berkembang di sebuah kota yang bernama Roma yang didirikan oleh  orang yang berkebangsaan Yunani bernama Remus dan Romulus. Kota Roma diperkiran berdiri sejak abad ke-7. Remus dan Romulus adalah dua saudara dari kerajaan Yunani yang melarikan diri dari perang troya.
Perkembangan peradaban Romawi dilakukan oleh suku Latia. Sebuah suku kebangsaan Eropa yang menempati wilayah yang dinamakan Latium. Latium merupakan sebuah lembah yang subur dan kaya dengan pengunungan yang hijau. Penduduk Latium kemudian menyebut mereka bangsa latin dan mengembangkan tulisan yang disebut huruf latin. Roma yang didirikan oleh bangsa Yunani tersebut menjadi pusat kebudayaan bangsa Latin. Roma mempunyai letak yang strategis yaitu terletak di lembah sungai Tiber.

Dewa-Dewa Romawi
Bangsa Romawi menganut paham politheisme, sama halnya seperti Yunani. Jenis dewanya pun hampir, sama hanya saja dengan nama yang berbeda. Kuil pemujaannya hampir sama, hanya seni arsitekturnya yang berbeda.
Contoh dari nama dewa-dewa Romawi adalah Jupiter sebagai pemimpin para dewa. Sedangkan di Yunani itu bernama Zeus. Veni dewi kecantikan sedang di Yunani bernama Aprodite, Mars dewa perang, sedangkan di Yunani bernama Ares, Neptunus dewa laut sedang di Yunani bernama Passedon. Dan yang menjadi ciri khas Romawi adalah dewa Apholo, dewa matahari, seorang dewa yang homoseksual.

Arsitektur Romawi
Bangsa romawi suka dengan hal-hal megah mewah dan menumental, salah satu peninggalannya yang paling berharga adalah Colosseum, yang sekarang bangunannnya ditiru menjadi stadion sepak bola. Colosseum adalah sebuah arena hiburan para raja untuk melihat pertunjukan gladiator atau ksatria Romawi yang akan beradu ketangkasan bersama hewan liar. 

6. PERADABAN YUNANI KUNO

             Peradaban Yunani kuno selalu menjadi topik menarik. Ini adalah negeri para dewa. Masyarakatnya mengalami peradaban yang maju sejak masa kuno. Sebagian besar ahli sejarah meyakini bahwa peradaban Yunani merupakan dasar dari perabadan Barat. Pengaruhnya yang tinggi terhadap Kekaisaran Romawi hingga meluas ke wilayah Eropa lainnya, membuat peradaban Yunani dipandang sebagai peradaban tertinggi di masa lalu.

Sistem Kepercayaan Masyarakat Yunani Kuno
Sistem kepercayaan masyarakat Yunani Kuno adalah memuja banyak dewa atau politeisme. Uniknya, mereka menggambarkan dewa-dewi yang disembahnya itu memiliki tubuh dan perilaku seperti manusia. Namun, mereka meyakini bahwa dewa-dewi memiliki tubuh lebih besar dan indah serta hidup abadi.
1. Filsafat
Peran Yunani dalam bidang yang satu ini tidak dapat terbantahkan. Filsuf besar, seperti Plato, Socrates, dan Aristoteles, menjadi bukti kemajuan Yunani dari segi falsafah. Para ahli pemikir ini telah mewariskan segudang ilmu kepada manusia generasi berikutnya, bahkan sampai saat ini.
2. Arsitektur
Di bidang arsitektur, masyarakat Yunani bisa dikatakan sangat maju. Bangsa Yunani telah melahirkan banyak seniman hebat yang menghasilkan karya-karya besar yang masih dikagumi hingga kini. Pada masa itu, mereka telah mengenal seni pahat tingkat tinggi dengan membuat karya patung para dewa, seperti patung Dewa Zeus, Dewi Athena, dan Venus de Millo.
3. Bidang Keilmuan
Dalam segi pengetahuan, kemajuan yang dicapai Yunani sangat tinggi. Negeri ini telah menghasilkan ilmuwan, seperti :
·         Phytagoras yang ahli dalam matematika,
·         Hipokrates yang disebut sebagai Bapak Kedokteran dan terkenal dengan sumbangannya berupa sumpah dokter,
·         Archimedes yang menemukan teori gravitasi dan benda mengapung,
4. Kesusastraan
Di bidang kesusastraan, Yunani melahirkan seorang sastrawanbesar sepanjang masa, yaitu Homerus yang  terkenal dengan karyanya Illiad dan Odyssea. Kedua karyanya ini memiliki kaitan dengan kejadian besar di Yunani, yaitu Perang Troya.

1 tradisi sejarah aksara dan pra aksara

Ciri - ciri tradisi lisan adalah:

Tradisi lisan berawal dari generasi sebelum generasi sekarang. Hal ini menunjukkan fungsi pewarisan pada tradisi lisan.
Pesan-pesan disampaikan secara lisan, baik lewat ucapan, nyanyian, ataupun musik.

Tradisi lisan ada sejak manusia memiliki kemampuan untuk berkomunikasi. Walaupun belum mengenal tulisan tetapi mereka telah mampu merekam pengalaman masa lalunya.
Sebagai contoh tradisi lisan adalah:

§     Aktivitas membuat gerabah yang awal dikenal pada masa bercocok tanam yang semakin berkembang.
§     Aktivitas bercocok tanam hingga sekarang masih terdapat karena diwariskan dengan cara bertahap & turun temurun dari nenek moyang  kita kepada generasi selanjutnya.

Pada masyarakat praaksara yang sudah mengenal tulisan, pewarisan masa lalu dilakukan secara lisan. Tujuannya supaya generasi penerus mengetahui kejadian2 penting di masa lampau yang sudah dialami oleh leluhurnya.


Adapun beberapa cara masyarakat praaksara mewariskan kebudayaannya yaitu sebagai berikut:

Melalui Keluarga.

Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama kali anda kenal. Cara sosialisasi dalam keluarga pada masyarakat praaksara diantaranya adalah:

a. Adat istiadat.
Setiap keluarga mempunyai adat istiadat (kebiasaan). Adat istiadat adalah kebiasaan yang dilakukan dalam suatu kelompok.

Tradisi adat istiadat tersebut diwariskan kepada seorang anak dengan cara sosialisasi*).

*) Sosialisasi  adalah proses menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.

Dengan cara langsung, contohnya dengan cara mengajarkan secara lisan tentang adat istiadat, tradisi, maupun kebiasaan yang berlaku dalam sebuah keluarga. Sedangkan dengan cara tidak langsung, misalnya dengan memberikan contoh perilaku.

b. Cerita dongeng.
Cerita dongeng juga merupakan salah satu cara untuk dapat mewariskan masa lampau. Dongeng adalan cerita yang tidak benar-benar terjadi (cerita fiksi), biasanya tentang kejadian2 pada masa lalu yang dianggap aneh oleh masyarakat setempat.

Pada cerita dongeng disisipkan pesan2 tentang sesuatu untuk dapat dipandang baik untuk dilakukan serta sesuatu yang tidak boleh dilakukan.



Melalui Masyarakat.

a. Adat istiadat.
Adat Istiadat dapat menjadi sarana untuk mewariskan masa lampau kepada generasi penerus. Masa lampau yang diwariskan oleh generasi terdahulu terhadap generasi selanjutnya terkadang tidak sama persis dengan yang terjadi pada masa lampau itu, tetapi mengalami perubahan sesuai perkembangan zaman.

b. Kepercayaan manusia.
Latar belakang munculnya sistem kepercayaan dalam masyarakat adalah kesadaran akan adanya jiwa yang sifatnya abstrak.


Kapan mulai tumbuh sistem kepercayaan dalam masyarakat Indonesia?

Di Indonesia diperkirakan mulai tumbuh sistem kepercayaan pada masa berburu & mengumpulkan makanan.


c. Pertunjukkan hiburan.
Menurut 
J.L. Brandes (seorang ahli sejarah berkebangsaan Belanda) menjelang masuknya pengaruh Hindu - Budha maupun menjelang kehidupan masyarakat indonesia mengenal tulisan, Indonesia sudah mempunyai sepuluh unsur pokok kebudayaan asli Indonesia. Apa saja?


Berikut sepuluh unsur pokok kebudayaan asli Indonesia adalah:

§ Bercocok tanam padi di sawah.
§ Mengenal seni gamelan yang terbuat dari perunggu.
§ Pandai membatik (tulisan hias).
§ Mengenal prinsip dasar permainan wayang untuk mendatangkan roh nenek moyang.
§ Membuat barang2 dari logam, terutama perunggu.
§ Susunan masyarakat yang teratur.
§ Mengenal pengetahuan astronomi.
§ Mempunyai kemampuan tinggi dalam pelayaran.
§ Sudah mengenal alat tukar dalam perdagangan.
§ Pola susunan masyarakat macapat.


Dalam pelaksanaan sistem religi, masyarakat praaksara menggunakan lima komponen. Sebutkan !

Berikut lima komponen tersebut adalah:

§ Emosi keagamaan, emosi adalah penggerak keinginan manusia untuk dapat melakukan sesuatu, terutama dalam hal yang dianggap sesuai dengan keyakinan serta kebenaran yang diyakini mutlak.
§ Peralatan ritus & upacara, berbentuk alat2 utama yang digunakan pada ritus & upacara serta menjadi simbol dari konsep religi yang dilambangkannya.
§ Sistem ritus & upacara, sistem ini adalah tata kelakuan maupun sejumlah tahapan yang harus dilakukan untuk dapat mengadakan hubungan dengan yang diyakini serta melaksanakan ajaran2 agamanya.
§ Sistem keyakinan, keyakinan manusia adalah nilai2 & konsep tentang sifat2 tuhan, alam gaip, serta kekuatan2 yang melebihi manusia & dianggap merupakan kebenaran yang mutlak.
§ Umat agama, yang dimaksud adalah sekelompok orang yang meyakini serta melaksanakan ajaran2 agamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar