Sabtu, 27 Juli 2019

HEMAT AIR DALAM MANDI

Mandi adalah mencuci tubuh dengan air dengan cara menyiramkan air ke badan atau merendam badan di dalam sungaidanautelagalautkolam, atau bak mandi.
Manusia perlu mandi untuk menghilangkan baudebu, kotoran, dan sel-sel kulit yang sudah mati. Mandi bermanfaat untuk memelihara kesehatan, menjaga kebersihan, serta mempertahankan penampilan agar tetap rapi. Setelah mandi, manusia biasanya merasa segar, bersih, dan santai.
Kebiasaan sewaktu mandi, frekuensi, tempat mandi, dan perlengkapan mandi yang digunakan bergantung pada kebudayaan dan kondisi geografis tempat tinggal. Pendapat orang di berbagai negara tentang kebersihan dan bau badan selalu berbeda-beda dan tidak ada yang benar atau salah. Kebersihan bisa merupakan prioritas utama bagi orang yang tinggal di suatu negara, tetapi kebutuhan pangan dan tempat berteduh bisa lebih penting bagi orang di negara lain. Sebagian orang mandi setiap hari, tapi juga orang yang tidak terlalu sering mandi. Di tempat air merupakan barang langka, air mungkin lebih baik dipakai untuk minum, memasak, atau bertani daripada mandi. Orang yang tinggal di tempat yang mengenal musim dingin sering tidak mengenal mandi dengan air dingin.
Orang Indonesia mempunyai kebiasaan mandi dua kali sehari dengan air dan sabun. Mandi pagi dilakukan di pagi hari sebelum melakukan berbagai kegiatan, sedangkan mandi sore dilakukan di sore atau malam hari. Di kamar mandi yang tidak mempunyai keran air panas, air yang dipakai untuk mandi adalah air dingin.
Namun ada beberapa orang yang hanya mandi 1 kali dalam satu hari bahkan tidak mandi sekalipun dikarenakan air sedikit. Maka dari itu untuk menghemat air tersebut maka kita perlu menggunakan beberapa teknik dalam mandi agar mandi itu bisa cepat air bisa hemat dan orang-orang lain tidak mengumpat. Cara untuk menghemat air dalam mandi ialah 1 basuhlah badan dengan 2 gayung air atau 3 tidak boleh lebih yang kedua sabun ilah badan secepat mungkin jangan lama kali menggosok badan yang ketiga setelah menggosok badan bilaslah badanmu sebanyak 5 kali atau 9 kali tidak boleh lebih karena yang banyak yang mandi banyak bukan kau aja dah selesai

Senin, 08 Juli 2019

islam di Asia Tenggara



A.      Awal islam di Asia Tenggara
Terdapat tiga hal yang diperdebatkan oleh ulama mengenai datang nya Islam di Indonesia: waktu datang, penyebar, dan daerah asal penyebar.
Azyumardi azra menginformasikan sejumlah teori tentang datangnya islam di Asia Tenggara.
1.        Pijnappel ( sejarawan universitas leiden ) berpendapa bahwa islam datang ke nusantara berasal dari anak benua india, yaitu Gujarat dan Malabar. Pendapat ini didukung oleh snouck hurgronye.
2.        Moquette, sarjana belanda lainnya, berpendapat bahwa islam datang ke nusantara berasal dari Gujarat.
3.        Fatimi berpendapat bahwa islam disebarkan di nusantara berasal dari Bengal.
4.        Marisson berpendapat bahwa islam yang disebarkan di nusantara berasal dari pantai Coromandel pada abad ke-13 M,
5.        Crawfurd berpendapat bahwa islam yang disebarkan di nusantara berasal dari arab.

Siti Maryam dkk. Menginformasikan pendapat tentang waktu datangnya islam
1.        Sebagian ahli berpendapat bahwa islam datang ke asia tenggara pada abad pertama hijriah ( abad VII M )
2.        Islam masuk ke asia tenggara pada abad XIII  M dengan hipotesis akibat keruntuhan dinasti abbasiyah oleh hulagu ( 1258 M )

Badri yatim menginformasikan bahwa islam disebarkan di kembangkan di asia tenggara ( termasuk Indonesia ) dengan tiga tahap :
1.        Islam disebarkan di pelabuhan-pelabuhan nusantara
2.        Terbentuknya komunitas-komunitas islam dibeberapa kepulauan nusantara
3.        Berdirinya kerajaan-kerajaan islam  


Azyumardi Azra mengatakan bahwa perkembangan islam di asia tenggara mengalami tiga tahap :
1.        Islam disebarkan oleh para pedagang yang berasal dari arab, india, dan Persia disekitar pelabuhan ( terbatas ). Pada tahap ini, para ulam yang juga merangkap sebagai pedagang memiliki peran besar dalam penyebaran islam. Disamping itu, penyebaran islam tahap ertama ini sangat diwarnai oelh aspek mistik islam  ( tasawuf ). Meskipun demikian, tidak berarti syari’at atau fiqih diabaikan sama sekali. Tahap pertama ini berlangsung hingga majapahit runtuh ( abad XV M )
2.        Sejak datang dan berkuasanya belanda di Indonesia, inggris di semananjung Malaya, dan spanyol di Filipina sampai abad XIX M
3.        Tahap liberalisasi kebijakan pemerintahan kolonial, terutama belanda di Indonesia, pada tahap ini proses islamisasi di asia tenggara sampai bentuknya seperti sekarang ni.

K.N Sofyan Hasan dan Warkum Sumitro ( 1994 ) menyederhanakan perdebatan mengenai kedatangan islam di Nusantara. Menurutnya, sejarawan terbagi menjadi dua kelompok dalam menjelaskan asal-usul islam di nusantara ( termasuk Indonesia )
1.        Husin Jayadiningrat dan Cristien Snouck Hurgronje ( ahli hukum dari belanda ) berpendapat bahwa islam datang ke nusantara pada abad XII yang dibawa oleh para da’I dan pedagang dari Persia melalui india. Argumentasi nya adalah
a.       Kerajaan islam pertama di Indonesia adalah samudra pasai di aceh utara ( lhoksemawe ). Nama samudra pasai berasal dari kata Persia.
b.      Mistik yang diajarkan di Indonesia sama dengan mistik yang dijalankan di Persia, buktinya adalah adanya kesamaan ajaran al-Hallaj dengan syekh siti jennar
c.       Cara membaca al-qur’an di Indonesia sama dengan cara membaca al-qur’an di Persia.
2.        Hamka dan W.P Goenevelt berpendapat bahwa islam datang ke nusantara langsung dari arab ( mesir ) tidak melalui Persia dan india. Alasannya adalah
a.       Mazhab yang di anut oleh kerajaan islam pasai pada waktu itu adalah mazhab syafi’I dan mazhab itu berasal dari mekkah
b.      Gelar-gelar raja pasai yang dipakai pada waktu itu adalah gelar raja-raja mesir.

Pada tanggal 7 maret 1963 di medan diadakan seminar tentang masuknya Islam di Indonesia dengan kesimpulan
a.       Islam masuk ke Indonesia pada abad VII M langsung dari arab
b.      Daerah pertama yang di datangi islam adalah pesisir sumatera dan kerajaan islam pertama adalah samudra pasai
c.       Pada awalnya, islam disebarkan oleh orang asing yang beragama islam, pada tahap berikutnya, umat islam Indonesia turut aktif dalam penyebaran islam
d.      Mubalig ( penyebar islam ) merangkap sebagai pedagang
e.       Islamisasi dilakukan dengan cara damai
f.       Kedatangan islam mendorong lahirnya peradaban bangsa Indonesia[1]

B.       Cara-cara Datang dan  Berkembangnya  Islam di Asia Tenggara
Menurut Uka Tjandrasasmita saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada beberapa yaitu: 
1.        Saluran Perdagangan
  Pada taraf permulaan, proses masuknya Islam adalah melalui perdagangan. Kesibukan lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 membuat pedagangpedagang Muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara dan Timur Benua Asia.Saluran Islamisasi melaui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham.Mereka berhasil mendirikan masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dan karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-kaya. Di beberapa tempat penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai Bupati Majapahit yang ditempatkan di pesisir Utara Jawa banyak yang masuk Islam, bukan karena hanya faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi karena factor hubungan ekonomi drengan pedagang-rpedrarrgarng Muslim. Perkembangan selanjutnya mereka kemudian mengambil alih perdagangan dan kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya

2.        Saluran Perkawinan
  Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi isteri saudagar-saudagar itu.Sebelum dikawin mereka diIslamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan Muslim Dalam perkembangan berikutnya, ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan; tentu saja setelah mereka masuk Islam terlebih dahulu. Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena raja dan adipati atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses Islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat atau sunan Ampel dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan puteri Kawunganten, Brawijaya dengan puteri Campa yang mempunyai keturunan Raden Patah (Raja pertama Demak) dan lain-lain.

3.        Saluran Tasawuf
   Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengana jaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka juga ada yang mengawini puteri-puteri bangsawab setempat. Dengan tasawuf, “bentuk” Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima. Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini masih dikembangkan di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M ini.

4.         Saluran Pendidikan
   Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama.Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama.Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwak ketempat tertentu mengajarkan Islam.Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden rahmat di Ampel Denta Surabaya, dan Sunan Giri di Giri.Kleuaran pesantren ini banyak yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan Agama Islam.

5.        Saluran Kesenian
   Saluran Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang.Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam serita itu di sisipkan ajaran nama-nama pahlawan Islam.Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad dan sebagainya), seni bangunan dan seni ukir

6.        Saluran Politik
   Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu.Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini.Di samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian Timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam.Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam. Untuk lebih memperjelas bagaimana proses masuknya agama Islam di Asia Tenggara ini, ada 3 teori diharapkan dapat membantu memperjelas tentang penerimaan Islam yang sebenarnya:
a.       Menekankan peran kaum pedagang yang telah melembagakan diri mereka di beberapa wilayah pesisir lndonesia, dan wilayah Asia Tenggara yang lain yang kemudian melakukan asimilasi dengan jalan menikah dengan beberapa keluarga penguasa local yang telah menyumbangkan peran diplomatik, dan pengalaman lnternasional terhadap perusahaan perdagangan para penguasa pesisir. Kelompok pertama yang memeluk agama lslam adalah dari penguasa lokal yang berusaha menarik simpati lalu-lintas Muslim dan menjadi persekutuan dalam bersaing menghadapi pedagang-pedagang Hindu dari Jawa. Beberapa tokoh di wilayah pesisir tersebut menjadikan konversi ke agama lslam untuk melegitimasi perlawanan mereka terhadap otoritas Majapahit dan untuk melepaskan diri dari pemerintahan beberapa lmperium wilayah tengah Jawa.
b.      Menekankan peran kaum misionari dari Gujarat, Bengal dan Arabia. Kedatangan para sufi bukan hanya sebagai guru tetapi sekaligus juga sebagai pedagang dan politisi yang memasuki lingkungan istana para penguasa, perkampungan kaum pedagang, dan memasuki perkampungan di wilayah pedalaman. Mereka mampu mengkomunikasikan visi agama mereka dalam bentuknya, yang sesuai dengan keyakinan yang telah berkembang di wilayah Asia Tenggara. Dengan demikian dimungkinkan bahwa masuknya Islam ke Asia Tenggara agaknya tidak lepas dengan kultur daerah setempat.
c.       Lebih menekankan makna lslam bagi masyarakat umum dari pada bagi kalangan elite pemerintah. Islam telah menyumbang sebuah landasan ldeologis bagi kebajikan lndividual, bagi solidaritas kaum tani dan komunitas pedagang, dan bagi lntegrasi kelompok parochial yang lebih kecil menjadi masyarakat yang lebih besar (Lapidus, 1999:720-721). Agaknya ketiga teori tersebut bisa jadi semuanya berlaku, sekalipun dalam kondisi yang berbeda antara satu daerah dengan yang lainnya. Tidak terdapat proses tunggal atau sumber tunggal bagi penyebaran lslam di Asia Tenggara, namun para pedagang dan kaum sufi pengembara, pengaruh para murid, dan penyebaran berbagai sekolah agaknya merupakan faktor penyebaran lslam yang sangat penting. [2]

C.      Tahap-tahap Perkembangan Islam
1.      Kehadiran para pedagang Muslim (7 - 12 M)
Fase ini diyakini sebagai fase permulaan dari proses sosialisasi Islam di kawasan Asia Tenggara, yang dimulai dengan kontak sosial budaya antara pendatang Muslim dengan penduduk setempat. Pada fase pertama ini, tidak ditemukan data mengenai masuknya penduduk asli ke dalam Islam. Bukti yang cukup jelas mengenai hal ini baru diperoleh jauh kemudian, yakni pada permulaan abad ke-13 M / 7 H. Sangat mungkin dalam kurun abad ke 1 sampai 4 H terdapat hubungan perkawinan antara pedagang Muslim dengan penduduk setempat, hingga menjadikan mereka beralih menjadi Muslim. Tetapi  ini baru pada tahap dugaan. Walaupun di Leran - Gresik, terdapat sebuah batu nisan bertuliskan  Fatimah binti Maimun yang wafat pada tahun 475 H / 1082 M.  Namun dari bentuknya, nisan itu menunjukkan pola gaya hias makam dari abad ke-16 M seperti yang ditemukan di Campa, yakni berisi tulisan yang berupa do'a-do'a kepada Allah.
2.      Terbentuknya Kerajaan Islam (13-16M)
Pada fase kedua ini, Islam semakin tersosialisasi dalam masyarakat Nusantara dengan mulai terbentuknya pusat kekuasaan Islam. Pada akhir abad ke-13 kerajaan Samudera Pasai  sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia merebut jalur perdagangan di Selat Malaka yang sebelumnya dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya. Hal ini terus berlanjut hingga pada permulaan abad ke-14 berdiri kerajaan Malaka di Semenanjung Malaysia. Sultan Mansyur Syah (w. 1477 M) adalah sultan keenam Kerajaan Malaka yang membuat Islam sangat berkembang di Pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaka.Di bagian lain, di Jawa saat itu sudah memperlihatkan bukti kuatnya peranan kelompok Masyarakat Muslim, terutama di pesisir utara.

3.      Pelembagaan Islam
Pada fase ini sosialisasi Islam semakin tak terbendung lagi masuk ke pusat-pusat kekuasaan, merembes terus sampai hampir ke seluruh wilayah.Hal ini tidak bisa dilepaskan dari peranan para penyebar dan pengajar Islam.Mereka menduduki berbagai jabatan dalam struktur birokrasi kerajaan, dan banyak diantara mereka menikah dengan penduduk pribumi. Dengan kata lain, Islam dikukuhkan di pusat-pusat kekuasaan di Nusantara melalui jalur perdagangan, perkawinan dengan elit birokrasi dan ekonomi, di samping dengan sosialisasi langsung pada masyarakat bawah. Pengaruh Islamisasi yang pada awalnya hanya berpusat di satu tempat telah jauh meluas ke  wilayah-wilayah lain di Asia tenggara. Islam Begitu cepat berkembang dan dapat diterima dengan baik di masyarakat karena Dalam Penyebaran dan perkembangannya, dengan jalan damai.tidak pernah ada ekspedisi militer ataupun kekerasan untuk Islamisasi ini.

D.      Pusat-pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara
1.    Samudra pasai
samudra pasai didirikan oleh malik al-shaleh setelah mendapat dukungan dari masyarakat dalam mengalahkan raja Rahendra I dari india.
Sultan al-Malik al-shaleh ( 1297 ) adalah raja pertama dari kerajaan samudra. Beliau kemudian menikah dengan puteri raja perlak dan memiliki dua anak. Oleh karena itu, dua kerajaan ini kemudian digabung menjadi kerajaan samudra pasai ( gabungan  antara kerajaan samudera dengn kerajaan perlak ). Kerajaan ini bertahan lama sampai ditundukkan oleh portugis ( 1521 M )
     Para pedagang muslim mengislamkan penduduk urban sedangkan di daerah pedalaman tetap melanjutkan tradisi lama mereka. Cerita tentang kerajaan ini terdapat dalam sejumlah literature berdasarkan perjalanan marco polo, ibn Batuthah, dan Fe-Hien ( dari cina )
2.                Malaka
Islam berkembang di Malaka sepanjang jalur perdagangan. Pendiri kerajaan Malaka adalah Parameswara. Kemudian ia mengganti nama menjadi Muhammad Iskandar Syah setelah menikah dengan saudara perempuan raja Samudera pasai. Muhammad Iskandar Syah diganti oleh Muhammad Syah ( 1424-1444M ) dan Muhammad Syah diganti oleh Abu Sa`id ( 1444-1445 M ), dan Abu diganti oleh Sultan Muzzaffar Syah ( 1445-1449 M ).
Pada zaman Muzzaffar Syah, Islam dikembangkan lansung oleh Raja ( Sultan ) sehingga mengalami perkembangan pesat dan mampu menguasai perdagangan. Ibu kota kerajaan adalah Johor. Pada tahun 1511 M, Portugis menguasai Malaka, sehingga peran Malaka yang berperan sebagai pusat penyebaran Islam. Ibu kota Malaka dari Johor dipindahkan ke  Kepulauan Riau untuk mengakomodir kepentingan bangsa Aceh, Aceh kemudian mengantikan peran Malaka sebagai pusat penyebaran Islam dan mempunyai pemerintahan yang kuat.
3.        Indonesia
     Masuknya agama Islam di Indonesia menimbulkan berbagai teori. Meski beberapa pendapat mengenai keadtangan agama Islam di Indonesia, mayoritas para ahli sejarah mempercayai bahwa pada abad ke-7 Islam masuk ke Indonesia. Didukung dengan datangnya berita dari Cina pada zaman Dinasti Tang, dalam berita itu tercatat pada abad ke-7 terdapat pemukiman pedagang muslim dari Arab di desa Baros, Sumatra Utara.
        Perkembangan Islam di Indonesia menonjol pada abad ke-13 bersamaan dengan tumnbuhnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Pendapat ini merujuk pada catatan Marco Polo yang menerangkan bahwa  ia pernah singgah di Perlak pada tahun 1292 M dan berjumpa  dengan orang-orang yang menganut agama Islam. Bukti lain yang memerkuat tentang pendapat ini ialaha ditemukannya nisan makam Raja Samudra Pasai, Sultan Malik Al- Saleh tahun 1297.
   Jika diurutkn dari Sabang ke Merauke, pertama kali Islam masuk di Perlak, bagian utara Sumatra. Hal ini menyangkut letak strategisnya Perlak yang berada didaerah selat Malaka, yang notabene selat Malaka merupakan jalur perdagangan internasional dari barat ke timur. Berikutnya dalah kerjaan Samudra Pasai. Di pulau Jawa, Islam masuk melalui pesisir utara pulau Jawa yang ditandai dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tahun 475 H/ 1082 M di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Dilihat dari namanya, diperkirajkan Fatimah ialah keturunan Hibatullah, salah satu dinasti di Persia. Disamping itu, di Gresik juga ditemukan makam Sunan Maulana Malik Ibrahim dari kasyan(suatu tempat di Persia) yang meningggal pada tahun 822 H/ 1419 M.
     Di Kalimantan, Islam masuk melalui Pontianak yang disiarkan oleh bangsawan Arab bernama Sultan Syarif Abdurrahman pada Abad ke-18. Di hulu sungai Pawan di Ketapang Kallimanatan Barat ditemuan pemakaman Islam kuno. Angka tertua pada pemakaman tersebut adalah tahun 1340 saka/ 1418 M. Dapat disimpulkan bahwa Islam telah ada sebelum abad ke-15 dan diperkirakan berasal dari Majapahit karena bentuk makam bergaya Majapahit dan berangka tahun Jawa kuno. Dikalimantan Timur, Islam masuk melalui kerajaan kutai yang dibawa oleh dua orang penyiar agama dari minangkabau yang bernama Tuan Haji Bandang dan Tuan Haji Tunggangparangan. Di Kalimantan Selatan, Islam masuk melalui Kerajaan Banjar yang disiarkan oleh Dayyan, seorang khatib (Ahli Khotbah) dari Demak. Di Kalimantan Tengah, bukti kedatangan Islam ditemukan pada masjid Ki Gede di Kotawaringin yang bertuliskan angka tahun 1434 M.
4.                Serawak, Sulu dan Mindanau
pada Abad XIV M, sisa- sisa kekuasaan Sriwijaya ditumpas oleh Majapahit. Sejumlah pangeran dan prajurit melarikan diri keberbgai wilayah Melayu. Jolo, terdapat kerajaan Babuindah. Menurut satu riwayat, seorang Arab yang melakukan perjalanan dari Sumatera dan Kalimantan, menikah dengan anak perempuan raja Babuindah (  1450 M ). Setelah itu semua Sultan Sulu menyatakan diri sebagai keturunan dari Sultan pertama ini.
            Islam yang berkembang di Sulu dan Filifina Utara dibawa oleh para pedagang dan da`i dari Malaka ; sehingga Spanyol melaporkan bahwa sebelum terbentuk kesultanan Islam di Filifina telah ada perkampungan Muslim ( 1514 M ).
            Setelah Perang Dunia II ,  ditetapkan kebijakan untuk menempatkan orang-orang Kristen di Mindanau dengan dukungan teknologi dan modal. Kebijakan ini dianggap merugikan umat Islam. Oleh karena itu, umat Islam Moro dan sekitarnya berjuang dengan membentuk berbagai oraganisasi sebagai wadah perjuagan ;
a.       Muslim Independent Movemen ( MIMI, 1660 ).
b.      Moro National liberation front ( MNLF, 1669 ) yang dipimpin oleh Nur Miswari.
c.       Bangsa Moro Army ( BMA ).
5.        Thailand
   Islam masuk Thailand pada abad ke-10 masehi melalui pedagang jazirah arab. Penduduk setempat dapat menerima ajaran Islam dengan baik tanpa paksaan. Kawasan Thailand yang banyak dihuni umat muslim adalah wilayah bagian selatan yang berbatasan langsung dengan Malaysia.
   Wilayah Pattani adalah salah satu wilayah Thailand yang pernah mengukir sejarah gemilang kejayaan Islam. Pada abad ke-15, negeri ini menjadi sebuah negara Islam terbesar di Asia Tenggara dengan nama kerajaan Islam Pattani Darussalam. Orang arab menyebutnya Al- Fathoni. Pattani jatuh ke tangan Thailand pada tahun 1785 setelah kerajaan Thailand mengirimkan intelijen untuk mencari rahasia kelemahan Pattani. Karena ifat liciknya Thailand sehingga dapat meruntuhkan kekuasaan Pattani.
   Jumlah umat muslim di Thailand relative kecil, berkiar 2 % . Sumber lain mengatakan bahwa ada sekitar 10% dan jumlah penduduk Thailand. Namun dengan keadaan yang demikian mereka terus bertahan  dan berusaha berdakwah. Namun dalam kondisi ekonomi yang tertinggal dari pengusaha Cina yang beragama Budha.  Demikian pula dalam bidang politik, pemerintahan Thailand yang didominasi penganut Budha sangat meminggirkan umat muslim. Salah satu kebijakan pemerintahan Thailand yang merugikan kaum muslim adalah memerintahkan kepada umat Budha agar menyebar ke daerah selatan Thailand yang dihuni umat Islam.
         Dalam presentasenya, penduduk muslim di Negeri Gajah Putih hanya sekitar 5,5% dari keseluruhan warga Thailand. Fakta kuantitatif tersebut menyebabkan mereka teersingkir secara sosial dan politik. Karena hal itu, muncullah gerakan perlawan “Dar Al-Islam”. Dar Al-Islam merupakan gerakan militant yang berrtujuan untuk memisahkan  diri dari belenggu ketidakadilan dari pemerintahan kerajaan Thai (bangsa Siam/ Ayuthaya).

6.        Singapura
    Komunitas muslim di Singapura terdiri dari 2 kelompok, yaitu migran dari wilayah indonesia dan migran dari luar wilayah indonesia (India dan Arab). Studi islam di Singapura telah lama berkembang. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti muslim. Selanjutnya, disebutkan bahwa etnis melayu merupakan komunitas muslim terbesar di Singapura. Tapi berdasarkan hasil sensus tahun 1980 yang menyatakan bahwa orang-orang muslim Singapura tertinggal dari etnis lain dalam bidang sosial ekonomi, maka lembaga-lembaga muslim memberikan motivasi untuk meningkatkan pendidikan dan berkompetensi secara profesional. Dari gerakan tersebut muncullah beberapa profesional muslim seperti Maarof Saleh (Presiden Himpunan Belia Islam), Dr. Muhd. Hussain Muthalib (Direktur Eksekutif MUIS dan Dosen University of Singapore) dan Ridwan Abdullah (Presiden The Muslem Convert Assosiation Darul Arqam). Sedangkan dalam bidang pendidikan, pada tahun 1981 ini didirikan sebuah lembaga yang bergerak pada permasalahan pendidikan anak muslim (MENDAKI) dan mendapatkan dukungan dari pemerintah setempat. Keberadaan lembaga ini juga mempercepat lahirnya karya-karya yang terkait dengan pendidikan bagi kaum minoritasmuslim di Singapura.

7.        Brunei Darussalam
    Brunei Darussalam memperoleh kemerdekaan penuhnya pada tanggal 1 januari 1984. Penduduk negara ini terdiri dari 65% suku melayu, 25% keturunan cina dan sisanya kelompok pribumi kalimantan. Beberapa sumber menyatakan bahwa agama islam masuk ke negara ini pada abad ke-15, dan sejak itu negara ini berubah menjadi kesultanan Islam. Agama resminya juga Islam dan tradisi keislaman juga dijaga sangat baik sampai sekarang.Dari segi politik situasi di negara ini terbilang tenang dan stabil karena ukuran negara ini kecil. Dan sebagai agama resmi negara islam mendapatkan perlindungan dari negara. Dominasi keluarga kerajaan di bidang pemerintahan dan tidak adanya demokrasi politik memungkinkan pemerintah memberlakukan kebijakan di bidang agama dan bidang lainnya tanpa banyak kesulitan

E.       Perkembangan Keagamaan dan Peradaban
Sebagaimana telah diuraikan di atas, pada term penyebaran Islam di Asia Tenggara yang tidak terlepas dari kaum pedagang Muslim. Hingga kontrol ekonomi pun di monopoli oleh mereka. Disamping itu pengaruh ajaran Islam sendiripun telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan Masyarakat Asia Tenggara. Islam mentransformasikan budaya masyarakat yang telah di-Islamkan di kawasan ini, secara bertahap. Islam dan etos yang lahir darinya muncul sebagai dasar kebudayaan.
Namun dari masyarakat yang telah di-Islamkan dengan sedikit muatan lokal. Islamisasi dari kawasan Asia Tenggara ini membawa persamaan di bidang pendidikan. Pendidikan tidak lagi menjadi hak istimewa kaum bangsawan. Tradisi pendidikan Islam melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Setiap Muslim diharapkan mampu membaca al Qur’an dan memahami asas-asas Islam secara rasional dan dan dengan belajar huruf Arab diperkenalkan dan digunakan di seluruh wilayah dari Aceh hingga Mindanao. Bahasabahasa lokal diperluasnya dengan kosa-kata dan gaya bahasa Arab. Bahasa Melayu secara khusus dipergunakan sebagai bahasa sehari-hari di Asia Tenggara dan menjadi media pengajaran agama. Bahasa Melayu juga punya peran yang penting bagi pemersatu seluruh wilayah itu.
Sejumlah karya bermutu di bidang teologi, hukum, sastra dan sejarah, segera bermunculan. Banyak daerah di wilayah ini seperti Pasai, Malaka dan Aceh juga Pattani muncul sebagai pusat pengajaran agama yang menjadi daya tarik para pelajar dari sejumlah penjuru wilayah ini.
System pendidikan Islam kemudian segera di rancang. Dalam banyak batas, Masjid atau Surau menjadi lembaga pusat pengajaran. Namun beberapa lembaga seperti pesantren di Jawa dan pondok di Semenanjung Melaya segera berdiri. Hubungan dengan pusat-pusat pendidikan di Dunia Islam segera di bina. Tradisi pengajaran Paripatetis yang mendahului kedatangan Islam di wilayah ini tetap berlangsung. Ibadah Haji ke Tanah Suci di selenggarakan, dan ikatan emosional, spritual, psikologis, dan intelektual dengan kaum Muslim Timur Tengah segera terjalin. Lebih dari itu arus imigrasi masyarakat Arab ke wilayah ini semakin deras.
Di bawah bimbingan para ulama Arab dan dukungan negara, wilayah ini melahirkan ulama-ulama pribumi yang segera mengambil kepemimpinan lslam di wilayah ini. Semua perkembangan bisa dikatakan karena lslam, kemudian melahirkan pandangan hidup kaum Muslim yang unik di wilayah ini. Sambil tetap memberi penekanan pada keunggulan lslam, pandangan hdup ini juga memungkinkan unsur-unsur local masuk dalam pemikiran para ulama pribumi. Mengenai masalah identitas, internalisasi Islam, atau paling tidak aspek luarnya, oleh pendudukan kepulauan membuat Islam muncul sebagai kesatuan yang utuh dari jiwa dan identitas subyektif mereka. Namun fragmentasi politik yang mewarnai wilayah ini, di sisi lain, juga melahirkan perasaan akan perbedaan identitas politik diantara penduduk yang telah di Islamkan.


[1] Jaih Mubarok ,sejarah peradaban islam. ( Bandung, Pustaka Islamika, 2008 ) hlm. 253-256
[2] Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam.( Jakarta RajaGrafindo Persada, 2008) hlm. 201-204